Dolar Bertahan di Jalur Apresiasi, Harga Emas Melemah
Thursday, April 02, 2020       15:51 WIB

Ipotnews - Harga emas merosot, Kamis siang, karena dolar menguat, sementara investor menunggu data pengangguran Amerika di tengah meningkatnya tanda-tanda resesi ketika wabah virus korona makin memburuk.
Harga emas di pasar spot turun 0,3% menjadi USD1.586,24 per ounce pada pukul 13.40 WIB, setelah melonjak 1,2% pada sesi Rabu, demikian laporan  Reuters , di Bengaluru, Kamis (2/4). Sementara, emas berjangka Amerika Serikat meningkat 0,6% menjadi USD1.600,20 per ounce.
Logam kuning itu "dalam fase konsolidasi lebih dari apa pun dan tidak akan bergerak banyak sampai data ketenagakerjaan Amerika dirilis," kata Avtar Sandu, Manajer Komoditas Phillip Futures, menambahkan bahwa dolar juga turut membebani pasar.
Dolar AS bertahan di jalur penguatan tadi malam karena investor bergegas menuju mata uang paling likuid di dunia itu.
Logam itu mengambil isyarat dari pasar yang lain dalam jangka pendek, tetapi "fundamental masih mendukung dalam jangka panjang" di tengah pelonggaran kuantitatif dan suku bunga yang lebih rendah, kata Sandu.
Aktivitas pabrik kurang bergairah di sebagian besar dunia pada periode Maret, dengan pelambatan tajam terjadi di Jerman dan Jepang membayangi peningkatan moderat di China.
Emas dianggap sebagai investasi yang menarik selama masa ketidakpastian ekonomi, dan suku bunga yang lebih rendah mengurangi  opportunity cost  memegang  bullion  yang tidak memberikan imbal hasil.
Dirjen Organisasi Kesehatan Dunia, Tedros Adhanom Ghebreyesus, Rabu, mengatakan lembaganya, Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional mendukung bantuan utang untuk membantu negara  emerging market  mengatasi konsekuensi sosial dan ekonomi akibat pandemic tersebut.
Ekuitas Asia melemah setelah kenaikan dalam jumlah kematian di Amerika akibat virus korona, sementara investor bersiap untuk menghadapi lonjakan angka pengangguran mingguan AS yang dijadwalkan pada pukul 12.30 GMT.
Jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim untuk tunjangan pengangguran kemungkinan melonjak ke rekor tertinggi untuk pekan kedua berturut-turut karena lebih banyak yurisdiksi yang memberlakukan kebijakan tinggal di rumah. Investor juga menunggu data penggajian non-pertanian AS yang akan dirilis Jumat.
Emas sedikit mengalami tekanan  profit taking , tetapi harga bisa melonjak jika data ketenagakerjaan AS melemah, kata Jigar Trivedi, analis komoditas Anand Rathi Shares and Stock Brokers, Mumbai.
Kepemilikan di SPDR Gold Trust, ETF emas terbesar di dunia, naik 0,18% menjadi 968,75 ton pada sesi Rabu, level tertinggi sejak Oktober 2016.
Kepemilikan tersebut kemungkinan akan melihat aliran masuk lebih lanjut sampai vaksin Covid-19 ditemukan, yang akan memakan waktu, kata Trivedi.
Harga logam lainnya, palladium melonjak 4,2% menjadi USD2.308,41 per ounce, platinum naik 0,9% menjadi USD724,25 per ounce dan perak bertambah 0,9% menjadi USD14,12 per ounce. (ef)

Sumber : Admin

berita terbaru
Saturday, Apr 27, 2024 - 13:46 WIB
Emas Antam Naik Rp 7.000 Per Gram
Saturday, Apr 27, 2024 - 11:50 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of KKGI
Saturday, Apr 27, 2024 - 11:45 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of BBTN
Saturday, Apr 27, 2024 - 11:41 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of PTMP
Saturday, Apr 27, 2024 - 11:38 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of CBUT
Saturday, Apr 27, 2024 - 11:35 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of ASLC
Saturday, Apr 27, 2024 - 11:31 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of AALI